Proses Masuknya Agama Islam di Indonesia

Share:

   Munculnya agama Islam di Indonesia tidak terlepas dari pengaruh persentuhan kebudayaan antara daerah Nusantara dengan negara yang membawa pengaruh Islam. Persentuhan kebudayaan ini terjadi sebagai salah satu akibat dari hubungan yang dilakukan antara orang-orang Islam dengan orang-orang yang ada di Nusantara. Sebab, daerah Nusantara merupakan jalur perdagangan strategis yang menghubungkan antara dua negara, yaitu Laut Tengah dan Cina. Hubungan perdagangan yang semakin lama semakin intensif menimbulkan pengaruh terhadap masuknya pengaruh-pengaruh kebudayaan Arab, Parsi, India, dan Cina di Nusantara. Dengan kata lain, terjadilah proses akulturasi antara kebudayaan negaranegara itu dengan kebudayaan Nusantara.




A. Nusantara Sebelum Kedatangan Islam
    Sebelum Islam masuk ke Nusantara, di Nusantara berdiri kerajaan-kerajaan Hindu-Budha seperti Kerajaan Kutai, Sriwijaya, Singasari, dan Majapahit. Pada masa itu pengaruh yang nampak dalam kehidupan masyarakat adalah corak kehidupan Hindu-Budha. Peradaban Hindu-Buddha sangat berpengaruh pada pembentukan struktur masyarakat di Nusantara. Masyarakat yang dibentuk dalam peradaban ini adalah masyarakat yang memiliki struktur hierarkis. Dalam masyarakat seperti ini, terdapat lapisan-lapisan sosial yang sangat ketat. Masyarakat terbagi atas kasta yaitu kasta Brahmana, Ksatria, Waisya dan Sudra. Hubungan antarkasta ini bersifat vertikal yang sempit, artinya interaksi antara individu hanya terjadi pada kelompok kastanya sendiri.

Dalam kehidupan politik, kerajaan sering dianggap sebagai jagad besar, sedangkan ibukota dianggap sebagai jagad kecil dan istana raja sebagai meru. Atau jika ibukota dianggap sebagai jagad besar, jagad kecilnya adalah istana sedangkan raja adalah meru. Dengan demikian, dalam konsep ini raja dan istananya tidak semata-mata sebagai pusat kekuatan politis saja, melainkan juga pusat kekuatan secara spiritual.Berdasarkan konsep makro-mikro kosmos tersebut, raja adalah wakil dewa yang mempunyai tugas untuk menjaga kehidupan yang harmonis di jagad kecil agar hubungannya dengan jagad besar juga selalu harmonis.Sebagian besar kerajaan Hindu-Budha yang ada di nusantara letaknya berada di daerah pedalaman. Karena jauh dari kontak dengan daerah luar maka kebudayaan masyarakat lebih stabil jika dibandingkan dengan daerah pesisir. Kondisi masyarakat daerah pesisir pada waktu itu, bisa dikatakan lebih maju daripada daerah lainnya. Terutama pesisir daerah pelabuhan. Alasannya karena daerah pesisirini digunakan sebagai pelabuhan dan pusat perdagangan. Penduduk pesisir tekena percampuran budaya (akulturasi) dengan pedagang asing yang singgah. Secara tidak langsung, dalam perdagangan yang dilakukan antara keduanya, mereka Kedatangan dan penyebaran ajaran agama Islam dilakukan oleh beberapa pihak, seperti bangsa Arab dan Gujarat. Para penyebar agam Islam dari berbagai bangsa tersebut telah menempuh ribuan kilometer hingga tiba di Indonesia. Hambatan berupa alam, kondisi cuaca, dan keselamatan jiwa mengancam selama perjalanan mereka ke Indonesia. 

B. Teori Masuknya Islam ke Nusantara

   Proses masuknya agama Islam ke Indonesia tidak berlangsung secara revolusioner, cepat, dan tunggal, melainkan berevolusi, lambat-laun, dan sangat beragam. Menurut para sejarawan, teori-teori tentang kedatangan Islam ke Indonesia dapat dibagi menjadi :

1. Teori Makkah
    Teori Makkah berpendapat bahwa Islam masuk ke Indonesia pada abad ke-7 dan pembawanya berasal dari Arab. Dasar dari teori ini adalah:

Pada tahun 674 di pantai Barat Sumatera sudah terdapat perkampungan Islam (Arab)Kerajaan Samudera Pasai menganut aliran mazhab Syafi’i. Pengaruh mazhab Syafi’i terbesar terbesar pada saat itu adalah Mesir dan Mekkah, sedangkan Gujarat (India) adalah penganut mazhab HanafiRaja-raja Samudera Pasai menggunakan gelar Al-Malik yaitu gelar tersebut berasal dari Mesir.

Para pendukung Teori ini adalah:

(T.W. Arnold )pada catatan Cina bahwa pada abad ke-7 sekelompok masyarakat Arab telah membentuk permukiman Arab di pantai pesisir Sumatra, menikah dengan penduduk lokal dan melakukan penyebaran Islam(Keijzer ) Didasarkan pada adanya mazhab Syafi’I yang merupakan mazhab umum masyarakat di Indonesia.

Hamka (Haji Abdul Malik Karim Amrullah) Ia berpendapat bahwa gelar Sultan Pasai Malik al Shaleh dekat nama Malikush Shaleh Ayub, pendiri dinasiti Mameluk Mesir. Raja-raja Mameluk memakai gelar Al Malik. Pendapatnya diperkuat dengan adanya mazhab Syafi’I yang merupakan mazhab mayoritas muslim nusantara. Mazhab ini adalah mazhab umum masyarakat Mesir dan Syarif Mekkah. Ia juga mengemukakan bahwa Malabar berasal dari kata Ma’bar atau mutabar yang berarti tempat/pantai yang disediakan bagi para penyeberang, bukan nama suatu tempat khusus/wilayah. Teori Mekah mengatakan bahwa proses masuknya Islam ke Indonesia adalah langsung dari Mekah atau Arab. Proses ini berlangsung pada abad pertama Hijriah atau abad ke-7 M. Tokoh yang memperkenalkan teori ini adalah Haji Abdul Karim Amrullah atau HAMKA, salah seorang ulama sekaligus sastrawan Indonesia. Hamka mengemukakan pendapatnya ini pada tahun 1958, saat orasi yang disampaikan pada dies natalis Perguruan Tinggi Islam Negeri (PTIN) di Yogyakarta. Ia menolak seluruh anggapan para sarjana Barat yang mengemukakan bahwa Islam datang ke Indonesia tidak langsung dari Arab. Bahan argumentasi yang dijadikan bahan rujukan HAMKA adalah sumber lokal Indonesia dan sumber Arab. Menurutnya,motivasi awal kedatangan orang Arab tidak dilandasi oleh nilai-nilai ekonomi, melainkan didorong oleh motivasi spirit penyebaran agama Islam. Dalam pandangan Hamka, jalur perdagangan antara Indonesia dengan Arab telah berlangsung jauh sebelum tarikh masehi. Dalam hal ini, teori HAMKA merupakan sanggahan terhadap Teori Gujarat yang banyak kelemahan. Ia malah curiga terhadap prasangka-prasangka penulis orientalis Barat yang cenderung memojokkan Islam di Indonesia. Penulis Barat, kata HAMKA, melakukan upaya yang sangat sistematik untuk menghilangkan keyakinan negeri-negeri Melayu tentang hubungan rohani yang mesra antara mereka dengan tanah Arab sebagai sumber utama Islam di Indonesia dalam menimba ilmu agama.Dalam pandangan HAMKA, orang-orang Islam di Indonesia mendapatkan Islam dari orang- orang pertama (orang Arab), bukan dari hanya sekadar perdagangan. Pandangan HAMKA ini hampir sama dengan Teori Sufi yang diungkapkan oleh A.H. Johns yang mengatakan bahwa para musafirlah (kaum pengembara) yang telah melakukan Islamisasi awal di Indonesia. Kaum Sufi biasanya mengembara dari satu tempat ke tempat lainnya untuk mendirikan kumpulan atau perguruan tarekat.

(Naquib Al Alatas)Ia menentang teori Moquete. Menurutnya, nisan Malik al Saleh berasal dari Gujarat hanya karena faktor kedekatan. Pendapatnya diperkuat oleh:Literatur keagamaan Islam/historiografi lokaL. sebelum abad ke-17 tidak mencatat satu orang pun pengarang atau karya dari India, yang muncul justru nama-nama Arab dan Persia Historiografi lokal, Hikayat Raja-Raja Pasai bahkan menyebut utusan Makkah, Syaikh Ismail sebagai orang yang berhasil membuat Marah Silu/Sultan Malik al Shaleh masuk Islam Riwayat Aceh bahwa Islam diperkenalkan oleh Syaikh Abdullah Arif (orangArab)

2. Teori Persia

     Teori ini berpendapat bahwa Islam masuk ke Indonesia pada abad ke-13 dan pembawanya berasal dari Persia (Iran). Dasar teori ini adalah kesamaan budaya Persia dengan budaya masyarakat Islam Indonesia seperti:

Peringatan 10 Muharram atau Asyura atas meninggalnya Hasan dan Husein cucu Nabi Muhammad yang sangat dijunjung tinggi oleh orang Syiah/Islam Iran Kesamaan ajaran Sufi yang fianut Syaikh Siti Jennar dengan sufi dari Iran yaitu Al-hallajPenggunaan istilah bahasa Iran dalam sistem mengeja huruf Arab untuk tanda-tanda bukti HarakatDitemukannya makam Maulana Malik Ibrahim tahun 1419 di Gresik.

Para tokoh pendukung teori ini adalah:

P. A. Hoesein Djayadiningrat Pendapatnya didasarkan pada adanya pengaruh ejaan Parsi dan huruf sin yang tidak bergerigiMucas. Ia berpendapat bahwa kata Pasai berasal dari Parsi. Ia juga berpendapat bahwa pada abad ke-3 sampai 5 M, orang-orang Parsi telah ramai singgah di nusantara.Moens . Ia menuliskan bahwa Ibnu Batutah sampai di Aceh (1345) ia ditemui dua ulama Parsi: Sajjudin As Syirazi dan Sayyid Syarif al Asbahan.

BUKTI-BUKTI MASUKNYA ISLAM DI INDONESIA

    Beberapa bukti sejarah mengenai masuknya Islam di Indonesia adalah berupa prasati Islam (kebanyakan batu-batu nisan dan sejumlah catatan para musafir). Dalam bukti-bukti ini banyak ditemukan tulisan-tulisan yang menggunakan huruf dan bahasa arab. Isi dari prasasti ini yaitu tentang kehidupan dari para penyebar agama Islam. Misalnya, batu nisan tertua yang masih ada dan masih dapat dibaca dengan jelas, ditemukan di Leran, Jawa Tengah dan berangka tahun 475 H (1082). Batu nisan yang ditemukan ini milik seorang muslimah yang bernama Siti Maimun. Di samping itu juga ditemukan batu nisan Sultan Sulaiman bin Abdullah bin Al-Basir di Sumatera Utara.
Berikut ini adalah pendapat dari para ahli tentang bukti masuknya Islam ke
nusantara, diantaranya :


Pada ABAD VII
  Catatan Tionghoa dari dinasti Tang yang menyebutkan sejumlah orang dari Ta-Shih membatalakan niatnya untuk menyerang Kerajaan Ho-Ling dibawah kekuasaan Ratu Sima (674 M) karena kerajaannya sangat kuat. Sebutan Ta-Shih disamakan dengan orang-orang Arab yang menetap di Pantai Barat Sumatera.
Salah Satu Tokoh yang mendukung pendapat ini adalah:

T.W. Arnold

    Dalam bukunya The Preaching of Islam, ia mendasarkan pendapat pada 2 hal:
 Riwayat Cina yang menyebutkan bahwa pada tahun 647 telah ada imigran Arab di Pantai Barat Sumatera.
 Ramainya kegiatan pelayaran dan perdagangan. Pada abad 1 – 2 M. orang-orang Yunani telah mengenal Nusantara dan pada abad ke-3 orang Persia (Sasa) telah mengenal wilayah Nusantara. Termasuk juga padapedagang dan pelayar dari wilayah Arab, India, dan juga kawasan Cina. Mereka telah terbiasa berdagang.
Sebab-sebab Islam mudah berkembang di Nusantara
      1. Syarat masuk Islam sangat mudah.
      2. Upacara Islam sangat sederhana.
      3. Agama Islam di Indonesia mudah menyesuaikan dengan tradisi Indonesia.
      4. Penyebaran Islam dilakukan secara damai.
      5. Runtuhnya kerajaan Hindu- Buddha mempercepat perkembangan Islam.

No comments